Masalah kembali melanda produsen kendaraan bermotor. Kali ini Renault, produsen mobil asal Prancis, mengumumkan bakal mengurangi jumlah pegawainya hingga 2.000 pekerjaan, khususnya di bidang teknik dan pendukungnya.
Pengurangan pegawai Renault juga sebagai imbas dari langkah perusahaan yang akan beralih dan fokus menggarap kendaraan listrik. Renault telah mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 4.600 di Prancis. Manajemen mengaku langkah ini sebagai bagian dari restrukturisasi luas untuk membuka pembicaraan dengan serikat pekerja tentang rencana terbaru.
Renault menyatakan akan menciptakan 500 pekerjaan baru setelah mempekerjakan 2.500 orang di bagian lain. Manajemen juga mengatakan akan membangun sembilan model mobil baru di Prancis.
Renault saat ini sedang mencoba untuk meningkatkan mobil listriknya. Karyawan baru akan berada di bidang-bidang khusus, seperti ilmu data atau spesialis kimia, saat perusahaan membangun keahliannya dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.
Renault SA, seperti dilaporkan Market Watch, mengatakan pada Kamis (16/9/2021) malam bahwa mereka telah memulai negosiasi dengan serikat pekerja di Prancis untuk mencapai perjanjian kerja periode 2022-2024. Perjanjian tersebut termasuk rencana PHK dan perekrutan pegawai baru. Renault harus mengambil banyak pegawai baru karena perusahaan berencana untuk memproduksi model listrik.
Renault berencana memproduksi sembilan model kendaraan baru di Prancis pada tahun 2025. Sebagian besar dari kendaraan ini 100% menggunakan energi listrik.
Di bawah proyek ini, perusahaan ingin mempekerjakan 2.500 karyawan sambil memotong 2.000 pekerjaan di Prancis, yang akan mewakili peningkatan bersih 500 pekerjaan.
Renault mengatakan bahwa perjanjian itu akan membantu memosisikan Prancis di jantung kegiatan industri serta penelitian dan pengembangan dengan membangun teknologi yang berorientasi masa depan dan menciptakan nilai di negara ini.
Komentar
Posting Komentar